剣道
Kendo
Kendo berasal dari huruf kanji ken (剣; pedang) dan dou (道;
jalan), yang berarti seni keahlian pedang Jepang kuno. Seni beladiri
ini dikembangkan dari kenjutsu atau teknik menggunakan pedang
tradisonal. Sekarang ini kendo tidak hanya dianggap sebagai seni bela
diri tetapi sudah dijadikan olahraga yang dipertandingkan. Kendo
diajarkan di sekolah-sekolah Jepang sebagai ekstrakulikuler. Orang
belajar kendo adalah kendoka atau kenshi. Kendo sering disamakan dengan
anggar tapi yang membedakannya adalah cara
memegang dan jenis pedang. Pemain anggar menggunakan satu tangan untuk
memegang pedang anggar, sedangkan kendo menggunakan kedua tangan untuk
memegang pedang kayu. Kendo menggunakan banyak perlengkapan pelindung
tubuh atau dikenal dengan nama kendo bougu. Ada empat jenis alat
pelindung yang digunakan, yaitu sebuah men [masker/topeng pelindung
kepala dan wajah], sebuah do [pelindung dada], dua buah kote [pelindung
tangan dan lengan bawah], serta sebuah tare [pelindung pinggang].
Sedangkan pedang kayu yang digunakan adalah shinai. Shinai pada umumnya
terbuat dari bamboo dengan panjang berkisar 118cm.
Sejarah kendo
Kendo
mulai berkembang di Jepang sejak masa samurai dan selama periode
Kamakura [1185-1233], dimana saat itu pedang dan penahan menjadi
perlengkapan beladiri utama di kalangan militer. Pada masa itu kendo
berkembang di nawah pengaruh Budha. Kemudian didirikanlah sekolah
pelatihan kendo oleh para ahli pedang diantaranya, perguruan Itto Ryuu,
Muto, dan Munen Muso Ryuu. Pada era Shotoku [1711 – 1715] Naganuma
Shirozaemon Kunisato mendirikan sekolah kendo Jiki-Shinkage Ryuu yang
mengajarkan kendo dengan shinai dan kendo bougu. Teknik itu nantinya
dikenal sebagai kendo modern.
Tingkatan
Kendo
memiliki tingkatan level yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam
bermain kendo. Sistem yang digunakan untuk mengukur level tersebut
adalah dan dan kyuu . Level dan dimulai dari 1 –dan [sho-dan] hingga 10 –dan [juu-dan]. Di bawah level dan ada level kyuu yang terdiri dari 6 tingkatan.
Kompetisi kendo
Kompetisi
kendo diselenggarakan didalam ruang indoor dengan ukuran lapangan 9X11
meter per satu pertandingan. Sisi lapangan diasanya diberi batas garis
dengan selotip putih. Dalam pertandingan kendo, kendoka akan diberi 1
poin [disebut ippon] apabila menyerang target secara tepat dengan
gerakan ki-ken-tai-ichi [kesatuan semangat, pedang, tubuh]. Salah satu
gerakan yang harus diperhatikan adalah zanshin, berupa posisi
berjaga-jaga selama dan saat melakukan serangan. Dalam kendo ada pula
pelanggaran-pelanggaran yang harus dihindari selama pertandingan
berlangsung yaitu, kendoka tidak boleh keluar dari garis batas lapangan,
menjatuhkan shinai atau perlengkapan kendo lainnya, menyentuh pegangan
shinai lebih dari batasnya. Bila hal itu dilanggar lawannya akan
mendapat ippon. Pertandingan kendo diamati oleh tiga orang shinpan
[wasit] yang masing-masing memegang bendera merah dan putih pada kedua
tangannya. Para wasit akan mengangkat salah satu bendera sesuai warna
pita yang dikenakan oleh pemberi nilai. Poin akan diberikan paling tidak
ada 2 wasit yang setuju. Pertandingan selesai jika ada salah satu
kendoka yang mendapat poin. Untuk memenangkan pertandingan dibutuhkan 2
poin, bila hasilnya seri ada beberapa kemungkinan. Pertama, pertandingan
dianggap seri. Yang kedua, diadakan encho atau perpanjangan
pertandingan. Kendo sudah melang;ang buana tidak hanya di Jepang saja.
Pada tahun 1970 dibentuk Federasi Kendo Internasional [FIK] dan sejak
saat itu diadakan pertandingan kendo internasional setiap 3 tahun
sekali. Hingga akhir tahun2005 tercatat ada 44 negara yang membentuk
federasi kendo,mulai dari benua asia, Eropa, Amerika sampai Afrika ,
Indonesia juga termasuk salah satu 13 negara di asia yang memuliki
Federasi Kendo.http://ruroken20.blogspot.com/2010/04/sejarah-kendo.html
1 komentar:
HALO, salam kenal dari sesama kendoka indonesia
cek web kita ya
www.kendo.web.id
salam kenal
Posting Komentar