Penyebab salah
prediksi tentang kiamat berawal dari hitungan di kalender Maya berakhir
pada 21 Desember. Sehingga isu pun berkembang soal kiamat diakibatkan
tak ada lagi penanggalan setelah itu.
Sesungguhnya, kalendar Maya akan mengalami siklus tahunan yang terbaru
setelah 21 Desember. Jadi hanya akhir periode saja, sama seperti kita
melihat kalender masehi di rumah yang selalu berakhir setelah 31
Desember.
Lalu, sebenarnya bagaimana membaca kalender suku bangsa yang tinggal di
kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini? Suku bangsa Maya
menciptakan sistem matematika mereka sendiri. Mereka menggunakan rangkai
titik dan garis untuk mengidentifikasi angka. Satu titik sama dengan
satu unit, lalu satu baris sama dengan lima unit. Terakhir ada kerang
yang merefleksikan angka nol.
Jika angkanya sudah di atas 10, membacanya harus ke bawah atau vertikal.
Berbeda dengan angka latin yang membacanya ke kanan atau horizontal.
Untuk angka 27, misalnya, dalam tulisan suku Maya akan terlihat tiga
titik hitam membentuk segitiga dan satu garis. Artinya, satu garis
bernilai lima, lalu dua titik di atasnya bernilai dua. Terakhir, satu
titik di baris kedua berarti puluhan kedua, yang artinya 20.
Sistem matematika suku Maya untuk angka 10 hingga 19 menggunakan dua
baris dan titik. Jadi, untuk 12 akan ada dua baris dan titik dua, 18
akan ada tiga baris dan titik tiga. Penggunaan angka berbeda dengan
simbol untuk kalendar suku Maya.
20 Hari Setiap Bulan
Siklus kalender suku yang acap tinggal di kawasan dataran tinggi ini
menggunakan sistem Kalendar Tzolk'in. Sebuah siklus dasar dari kalendar
suku Maya yang beroperasi selama 260 hari untuk satu siklus. Salah satu
teori yang menjelaskan kenapa ada 260 hari adalah dugaan yang
berhubungan dengan lamanya kelahiran. Sumber lain menyebutkan bahwa
lamanya hari dalam siklus kalendar Maya berkaitan dengan panjang waktu
untuk menanam jagung.
Di kalender suku Maya, ada 20 hari setiap bulan yang disimbolkan dengan
gambar bernama glyps. Untuk bulan, ada 13 angka dengan lambang yang
disebut tones. Lewat kalender Tzolk'in, suku Maya percaya ada hubungan
antara tanggal kelahiran dan karakter seseorang. Ini seperti halnya
astrologi yang dipercayai manusia modern.
Orang suci suku Maya juga menggunakan Kalendar Tzolk'in untuk
menyelenggarakan upacara agama. Di setiap awal bulan, seorang dukun suku
Maya akan menentukan kapan upacara agama dan upacara adat dimulai. Ia
kemudian memilih tanggal yang diharapkan menjadi waktu yang paling
menguntungkan dan menyejahterakan masyarakat.
3 Macam Kalender
Kalender Tzolk'in dinilai tidak akurat karena tidak menganut sistem
perputaran matahari. Maka suku Maya pun tak hanya memiliki satu
kalender, ada kalendar Haab dan kalendar lingkaran. Kalendar Haab mirip
dengan kalendar Gregorian yang digunakan manusia sekarang.
Ilustrasi kalender Tzolk'in
Bangsa Maya mengembangkan almanak ini berdasarkan siklus matahari, dan
digunakan untuk aktivitas pertanian, ekonomi, dan akutansi. Setiap bulan
ada 20 hari dan setiap tahun ada 18 bulan, sehingga total ada 360 hari.
Astronom Maya menyadari bahwa 360 hari tidaklah cukup untuk matahari
melalui satu siklusnya. Mereka berdebat apakah kalendar Haab harus
mengikuti siklus seakurat mungkin atau tidak. Sebab, ahli matematika
suku Maya tak setuju. Mereka ingin yang sederhana saja, seperti
pembagian bulan yang 20 hari sesuai dengan sistem matematikanya.
Akhirnya, tercapai kesepakatan ada 18 bulan dengan 20 hari, beserta lima
tambahan hari tanpa nama.
Bangsa Maya terus berbenah dalam urusan astronomi. Tak puas dengan Haab
dan Tzolk'in, bangsa ini mengembangkan kalendar lingkaran, kombinasi dua
kalendar sebelumnya. Dalam kalendar ini, 260 hari di kalendar Tzolk'in
dibandingkan dengan 360 hari serta lima hari tanpa nama dari kalendar
Haab. Hasilnya, sebuah kalendar lingkaran dengan 18.890 nama unik selama
52 tahun.
Saat itu, kalendar lingkaran menjadi kalendar terlama di Meso-Amerika.
Ternyata kalender lingkaran bukan yang terakhir. Pengembangan soal
almanak berujung pada kalendar hitungan panjang. Kalendar ini didesain
untuk waktu selama 5.125, 36 tahun, sebuah periode waktu yang merujuk
sebagai siklus besar. Kalendar hitung panjang dibagi menjadi lima unit.
Satu hari (kin), 20 hari (uinal), 360 hari (tun), 7.200 hari (katun),
dan 144 ribu hari (baktun).
Antropolog Inggris, Sir Eric Thompson, berusaha mengkonversi kalendar
Maya ke kalendar Gregorian, yang dikenal sebagai Thompson Correlation.
Para Ilmuwan kemudian berkumpul untuk menentukan tanggal yang cocok
sebagai tanggal awal siklus kalendar suku Maya, yaitu 13 Agustus 3114
Sebelum Masehi.
Beberapa tahun terakhir, terjadi salah interpretasi terhadap kalendar
hitungan panjang. Pada 21 Desember 2012, versi kalendar Gregorian dibaca
menjadi 13.0.0.0.0 dalam kalendar hitungan panjang. Angka ini dianggap
sebagai akhir dari siklus besar. Tak ada prasasti suku Maya yang
menyebutkan bahwa terjadi kiamat ketika siklus besar berakhir.
Kejadian yang berhubungan dengan angkasa hanyalah posisi matahari. Untuk
pertama kalinya selama 25.800 tahun, matahari akan sejajar dengan pusat
galaksi, bimasakti. Peristiwa ini, menurut astronom, tidak akan
mempengaruhi bumi. Yang jelas, siklus baru kalendar maya tetap berjalan.
http://angkatigabelas.blogspot.com/2013/01/ini-cara-membaca-kalender-kiamat-maya.html
0 komentar:
Posting Komentar