Sejarah Jet Kun Do
Wushu
dikembangkan selama berabad – abad oleh masyarakat Cina seiring dengan
upaya untuk mempertahankan hidup. Perkembanganya dimulai dari masyarakat
primitif, meskipun pada masa itu bentuk wushu jauh dari indah
sebagaimana yang tampak pada saat sekarang.
Manusia
zaman kuno hidup berdampingan dengan hewan, keadaan manusia sangatlah
lemah dibandingkan dengan hewan yang mana memiliki kuku, cakar, taring
dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan waktu manusia dengan otaknya
mulai berfikir untuk mengalahkan hewan dengan menggunakan media
tertentu misal batu dan peralatan lainnya, sehingga pada akhirnya
mereka mencontoh gerakan-gerakan hewan yang sedang bertarung untuk
mempertahankan diri baik dari serangan hewan buas maupun musuhnya. Usaha
menirukan gerakan hewan inilah sebagai akar dari jurus-jurus yang kita
kenal.
Zaman Pertengahan
Masyarakat
Cina yang mulanya hidup nomaden dan individualistic lambat laun beruhap
menjadi hidup berkelompok, maka lahirlah bentuk kekuasaan yang kita
kenal dengan kerajaan (Dinasti) dari masa – kemasa. Pada masa itu ada
dua kepercayaan yaitu Budha dan Tao. Sejalan dengan waktu yang terus
berlalu maka lahirlah Biara Shaolin atau biasa dikenal dengan Shaolin She pada masa Dinasti Wei (495 M). Hingga abad ke-5 M Biksu Ta Mo dari India datang ke kuil Shaolin, kemudian Biksu Ta Mo menciptakan dan mengajarkan 18 rangkaian gerak olah tubuh. Dalam perkembanganya aliran beladiri Shaolin She menginduk dari 5 gerakan pokok (style) yaitu Naga, Bangau, Harimau, Macan Tutul dan Ular, sehingga berkarakteristik cepat, keras, gesit dan sederhana.
Hinga abad ke-10 M sentralisasi wushu Cina pecah menjadi 2 aliran yaitu Shaolin pay dan Bhutong pay yang dipelopori oleh pendeta Chang Shang Feng (di Indonesia dikenal dengan Thio Sam Hong ) pendekar pedang dengan ajaran Tao yang hidup di gunung Wudang pada masa Dinasti Song (± 960 – 1279 M ). Thio Sam Hong kemudian melahirkan aliran wushu yang dikenal dengan Tai Chi yaitu beladiri yang bersumber dari keseimbangan alam ( Im Yang Kun ).
Kemajuan
zaman yang terus meningkat, maka wushu juga mengalami perkembangan.
Berbagai aliran wushu telah menyebar ke berbagai negara mulanya dibawa
oleh para pedagang Cina yang merantau adapun aliran Im Yang Kun yang sampai ke Jepang pecah menjadi 2 aliran yaitu Aliran Keras (Guho) dan Aliran Lunak (Yuho).
Aliran Keras (Guho) menjadi beberapa aliran seperti: Karate, Kempo dan
sebagainya, sedang Aliran Lunak (Yuho) berkembang menjadi : Aikido, Jiu
Jit su, Hapkido dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui perkembangan wushu yang pesat tidak lepas dari jasa almarhum Lee Shiao Lung (Bruce Lee). Beliau berguru pada Tae Suhu Yip Man dengan wushu gaya Wing Chun
(salah satu style wushu yang populer di Hongkong dan mendunia
belakangan ini). Pada era tahun 60-70an beliaulah yang memopulerkan di
dunia nama wushu dengan sebutan KUNG FU, sehinga pada zamanya demam kung
fu betul-betul terasa dan mewabah hampir ke penjuru dunia termasuk di
Indonesia.
Mendiang Bruce Lee memopulerkan kungfu dengan kembali pada pemurnian jurus (Aliran Im Yang Kun) yaitu perpaduan antara Shaolin She dan Bhutong pay.
Dua perpaduan ini mengandung unsur gerakan, pukulan, tendangan, serta
kuncian yang tidak pernah putus dengan poros keseimbangan itu sendiri,
tanpa meninggalkan dari kedua intisari itu sendiri (Shaolin She dan Bhutong pay).
Aliran ini kemudian dinamai dengan Kungfu Modern yang disebut JET KUN
DO, yaitu keselarasan dalam gerakan yang senantiasa mengacu pada
Kecepatan, Ketepatan dan Kekuatan.
Wushu / Kungfu Jet Kun Do Di Indonesia
Eksistensi
JET KUN DO datang di Indonesia sudah lama sejak zaman penjajahan
dahulu. Para pembawanya adalah para perantau-perantau dari Propinsi
Hokian (RRC) yang datang ke Indonesia dan menyebarkanya hanya kepada
orang-orang Cina yang bermukim di Indonesia.. Seiring dengan
perkembangan zaman maka JET KUN DO diperkenalkan di khalayak umum oleh
seorang pendekar yang bernama Sie Bing Haow
(Muhammad Yunus). Beliau adalah pendeklarator JET KUN DO SHAOLIN KUNGFU
INDONESIA tangal 16 Oktober 1987 yang pada masa muda berguru ilmu
kungfu dari seorang pendekar Cina, beliau bernama Tae Suhu Lie Kim In yang menetap di Klenteng Gondomanan Yogyakarta. Kemudian beliau berguru kepada seorang Kiai Imam Sujadi di Kediri.
Sejalan dengan perkembangan dari waktu ke waktu JET KUN DO telah di terima oleh masyarakat tanpa memandang ras, suku, dan agama. Berbagai kompetisi pertandingan telah diikuti dan sering keluar sebagai juara umum baik tingkat daerah maupun nasional, cabang pertandingan adalah Wushu San Shou (pertarungan bebas), banyak mendali yang direbut pada kejuaran ini. Hingga kini telah menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia, dengan kepengurusan pusat di Yogyakarta.
Adapun dalam pelatihannya menggunakan metode: Pelatihan Fisik,
penguasaan jurus dan dasar-dasar jurus dalam pola-pola Shaolin, dan Fighting method meliputi gaya tradisional dan modern (sanshou/ sanda). Hingga saat ini Jet Kun Do
Indonesia telah berkembang di berbagai kota di Indonesia antara lain:
Yogyakarta, Semarang, Kartosura, Solo, Prambanan, Magelang, Gunung
Kidul, Bantul, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, purwodadi, Banjarnegara, Bandung, Palembang, Musirawas, Jakarta, dan beberapa tempat lainnya.
(Sumber : Jet Kun Do Sasana AMPTA Yogya, bagoes8.com )
0 komentar:
Posting Komentar